Tanya:
Assalamualaikum Buya. To the point ya. Saya punya anak, tidak banyak bergaul sehingga cenderung tertutup. Bahkan jika dinasehati responnya selalu marah-marah. Bagaimana solusinya ya? Sebagai orang tua, saya aya jd khawatir 😭 (Rahman di Cipondoh)
Jawab:
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Bapak Rahman di Cipondoh. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada Bapak dan keluarga, terutama untuk Ananda tercinta.
Saya memahami betul kekhawatiran yang Bapak rasakan sebagai orang tua. Melihat buah hati kita tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan mudah marah tentu menimbulkan rasa cemas dan takut. Namun, Bapak Rahman, perlu kita yakini bahwa setiap anak adalah amanah dari Allah dengan keunikan dan tantangannya masing-masing.
Dalam Islam, mendidik anak adalah tanggung jawab besar yang akan dipertanggungjawabkan kelak. Kita diperintahkan untuk senantiasa berusaha memberikan yang terbaik bagi mereka, baik secara duniawi maupun ukhrawi.
Allah SWT berfirman dalam Surah At-Tahrim (66:6):
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ ۖ وَعَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
Ayat ini memberikan penekanan yang kuat agar kita sebagai orang tua tidak hanya menjaga diri dari api neraka, tetapi juga keluarga kita, termasuk anak-anak. Mendidik mereka dengan benar adalah salah satu wujud penjagaan tersebut.
Mengenai kondisi Ananda yang cenderung tertutup dan mudah marah saat dinasihati, ada beberapa pendekatan yang bisa Bapak coba dengan penuh kesabaran dan kasih sayang:
Membangun Komunikasi yang Hangat dan Empati:
Langkah utama adalah menciptakan ruang aman dan nyaman bagi Ananda untuk berbagi. Cobalah mendekatinya bukan dengan nada menggurui atau menghakimi, tetapi dengan menunjukkan empati dan berusaha memahami perasaannya. Mungkin ada hal-hal yang ia rasakan atau alami yang membuatnya menjadi tertutup. Dengarkan dengan hati terbuka tanpa langsung menyalahkan atau memberikan solusi.
Allah SWT berfirman dalam Surah Ali Imran (3:159):
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا
غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ
وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ
فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Maka berkat rahmat Allah engkaulah (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal."
Ayat ini, meskipun ditujukan kepada Rasulullah SAW dalam berinteraksi dengan umatnya, mengandung prinsip yang sangat penting dalam berkomunikasi, termasuk dengan anak-anak kita: lemah lembut, memaafkan, memohonkan ampunan, dan melibatkan mereka dalam pembicaraan.
Mencari Tahu Penyebabnya dengan Bijak:
Kemarahan dan sikap tertutup Ananda pasti memiliki alasan. Bapak bisa mencoba mencari tahu akar permasalahannya dengan cara yang halus dan tidak memaksa. Mungkin ia memiliki kesulitan dalam bergaul, merasa tidak nyaman dengan teman-temannya, atau ada tekanan tertentu yang ia rasakan. Dengan mengetahui penyebabnya, kita bisa memberikan solusi yang tepat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
"Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya."
Sebagai seorang ayah, Bapak adalah pemimpin bagi keluarga, termasuk Ananda. Mencari tahu dan mengatasi kesulitan yang dihadapi anak adalah bagian dari tanggung jawab kepemimpinan tersebut.
Memberikan Contoh yang Baik:
Anak-anak seringkali meniru perilaku orang tuanya. Jika Bapak dan Ibu menunjukkan cara berkomunikasi yang baik, sabar dalam menghadapi masalah, dan terbuka dalam berinteraksi sosial, kemungkinan besar Ananda pun akan terpengaruh secara positif.
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Ahzab (33:21):
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ
يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
Rasulullah SAW adalah teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam berinteraksi dengan anak-anak. Beliau menunjukkan kasih sayang, kesabaran, dan kebijaksanaan.
Mendorong Interaksi Sosial Secara Bertahap:
Jangan memaksa Ananda untuk langsung banyak bergaul jika ia merasa tidak nyaman. Bapak bisa memulainya dengan mengenalkannya pada lingkungan yang lebih kecil dan aman, seperti teman-teman sebaya di sekitar rumah atau melalui kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minatnya. Dukung dan berikan semangat setiap kali ia menunjukkan kemauan untuk berinteraksi.
Memberikan Nasehat dengan Hikmah dan Lemah Lembut: Jika Bapak ingin menasehati Ananda, pilihlah waktu dan cara yang tepat. Hindari menasehati saat ia sedang marah atau merasa tertekan. Sampaikan nasehat dengan bahasa yang lembut, penuh kasih sayang, dan berdasarkan hikmah. Jelaskan dampak positif dari bergaul dan dampak negatif dari sikap tertutup dan mudah marah.
Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nahl (16:125):
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ
وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ
ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui tentang orang-orang yang mendapat petunjuk."
Ayat ini mengajarkan pentingnya hikmah dan nasehat yang baik dalam menyampaikan pesan, termasuk kepada anak-anak kita.
Bersabar dan Terus Berdoa:
Mengubah karakter seseorang membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan mudah putus asa jika belum melihat perubahan yang signifikan. Teruslah berdoa kepada Allah SWT agar Dia memberikan hidayah dan kemudahan bagi Ananda untuk menjadi pribadi yang lebih terbuka dan sabar.
Allah SWT berfirman dalam Surah Ibrahim (14:40):
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ
رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
"Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku."
Doa orang tua adalah salah satu doa yang mustajab. Jangan pernah lelah untuk mendoakan kebaikan bagi Ananda.
Ada baiknya, ananda mengikuti terapi ruqyah syar'iyyah untuk diketahui kemungkinan adanya gangguan psikologis atau spiritual, sepert gangguan jin dan sihir
Bapak Rahman, rasa takut yang Bapak rasakan adalah wujud cinta dan perhatian seorang ayah kepada anaknya. Namun, jangan biarkan rasa takut itu menguasai. Hadapilah situasi ini dengan keyakinan bahwa Allah SWT selalu bersama kita dan akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesulitan. Teruslah berusaha dengan penuh kasih sayang, kesabaran, dan iringan doa. Insya Allah, dengan izin Allah, Ananda akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih terbuka, sabar, dan bermanfaat bagi sesama.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemudahan bagi Bapak dan keluarga. Aamiin ya Rabbal 'alamin.
__________
Lihat soal lainnya di
www.majelissyiarislam.biz.id
Channel MSI:
https://chat.whatsapp.com/KqpDsCW7t9t9YZW8OBDCGF
✍️✍️✍️✍️✍️😊
Syiarkan program dan konten ini agar memberi manfaat sebanyak-banyaknya.